Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

Keguguran dan Aborsi

Keguguran

Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau online pharmacy no prescription persalinan prematur sebelum mampu untuk hidup. Resiko keguguran memiliki persentase sebesar 15% – 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
Penyebab terjadinya keguguran adalah sebagai berikut:
1. Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
2.  Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
3.   Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
4.  Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
5. Stres yang berlebihan dapat
meningkatkan adrenalin sehingga terjadi penyempitan pada pembuluh darah yang berakibat kurangnya aliran darah ke rahim. Bila terjadi vaso kontraksi atau timbul reaksi kandungan untuk mengeluarkan bayi, sehingga dapat menyebabkan keguguran.
Dampak Keguguran dapat berupa dampak emosional dan dampak fisik. Dampak emosional bagi ibu yang keguguran adalah sebagai berikut:
1.    Berduka
Bagi yang merasa keguguran sebagai suatu kehilangan, tentu akan berduka. Tidak ada reaksi yang benar atau salah dalam kedukaan itu, yang ada hanyalah reaksi alami. Pada saat tertentu, seorang wanita bisa mengatasinya tetapi adakalanya tidak. 
2.    Mati Rasa dan Syok
Sebagaian besar orang yang secara tiba-tiba mengalami keguguran akan terlalu sibuk mengatasi trauma fisik. Sementara pengaruh emosional dibiarkan hilang dengan seiring berjalannya waktu. Menyangkut mati rasa, syok terasa membantu karena dapat bertindak sebagai anestesi. Pada saat syok itu menghilang, barulah rasa sakit hati itu dimulai. Respon terhadap syok dan kedukaan yang sesungguhnya cenderung berbeda-beda. Sebagian mungkin merasa sangat ingin ditemani, merasakan kenyamanan dan dukungan fisik orang lain di sekitar kita. Namun sebagian mungkin ingin menyendiri untuk sementara waktu. Emosi yang tidak rasional merupakan salah satu konsejuensi keguguran. Kekosongan umum dirasakan setelah keguguran baik secara fisik karena bayi tidak lagi berada di dalam tubuh, maupun secara emosional, yaitu perasaan mati rasa dan syok yang hanya bisa dirasakan oleh wanita itu sendiri. Bagi sebagian wanita, kekosongan ini bisa berlangsung lama. Wanita yang keguguran seolah sudah mengesampingkan sebagian dirinya yang telah disiapkan untuk menerima semua pengalaman dan kenangan yang ingin dibagi dengan anak-anak mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja hingga dewasa. Sehingga bila bayi lahir terlalu awal dan tidak selamat, bagian diri wanita tersebut akan tetap kosong dan tidak bisa terisi kembali.
3.    Rasa Tidak Percaya
Untuk sementara waktu, wanita yang mengalami keguguran tidak dapat menerima apa yang telah terjadi. Sebagian dari kesulitan mengatasi rasa tidak percaya ini adalah bahwa naluri alami seorang ibu tidak mati saat bayinya mati. Banyak yang merasakan kerinduan besar untuk menimang bayi yang sudah tiada (terutama bila ASI mengalir) disertai ingin melindungi bayi dari petaka. Mendengar calon bayi disebut janin tidak sempurna dan tidak pantas hidup justru akan memperkuat naluri keibuan. Naluri keibuan itu pula yang membuat wanita yang mengalami keguguran berat meninggalkan rumah sakit atau rumah bersalin. Wanita tersebut merasa seolah-olah ia mengkianati dan menelantarkan bayinya. Sekalipun ia tahu bahwa bayinya telah meninggal. Bila wanita menyangkal dorongan ini, hal tersebut biasanya akan muncul dalam bentuk mimpi. Itulah sebabnya mengapa sering terjadi mimpi buruk setelah keguguran. 


Aborsi

Aborsi merupakan proses pengguguran kandungan yang disengaja baik dengan menggunakan obat-obatan maupun dengan menggunakan tekanan fisik yang sering disebut dengan Abortus Provocatus Criminalis. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349.

Ada beberapa hal penyebab aborsi dilakukan di Indonesia, diantara nya: Pasangan yang belum siap secara mental dan keuangan untuk berumah-tangga, korban pemerkosaan yang mengakibatkan kehamilan, ketidakmampuan fisik sang calon ibu untuk mengandung, dan  ketidaksetujuan keluarga masing-masing pasangan, kejhawatiran akan ekonomi keluarga pada pasangan yang sudah menikah dan banyak lagi yang lain.

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1.      Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2.      Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.      Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4.       Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5.       Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6.       Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7.       Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.      Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9.      Kanker hati (Liver Cancer)
10.   Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12.   Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
7. Merasakan perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya
Sumber:

http://doktersehat.com/

http://bidanku.com
Renata Ega. http://lorenatazo.blogspot.com/
http://ratnarespati.com/
2009. http://dokter.telathaid.com/

No Response to "Keguguran dan Aborsi"

Posting Komentar